Showing posts with label pengendaraan. Show all posts
Showing posts with label pengendaraan. Show all posts

Tips Apabila Kendaraan Anda Terhadang Banjir

Sedapat mungkin Anda menghindari banjir dengan memantau informasi yang ada. Namun, jika terpaksa berada pada area yang banjir, lakukanlah hal-hal berikut:
  1. Perhatikan permukaan air. Jika permukaan air sampai menutupi permukaan ban, lebih baik segera berhenti dan lepas baterai.
  2. Pada kondisi banjir masih di bawah permukaan ban, masukkan persnelling pada gigi 1, tekan gas perlahan-lahan, kecepatan maksimum dijaga pada 10 - 20 km/jam atau 2000 rpm.
  3. Jangan menginjak gas secara berulang-ulang.
  4. Matikan semua perangkat elektronik (AC, radio, TV, dll) untuk mencegah korsleting.
  5. Sehabis melewati banjir, perlu segera memeriksa rem mobil karena komponen rem yang terendam selain bisa karat dan rusak, juga bisa tidak berfungsi secara optimal setelah terendam air.
Sumber: Toyota

~ Tuesday, February 1, 2011 0 comments

Tips Pasca Kendaraan Terendam Banjir

Musim penghujan telah tiba dan beberapa area sudah langganan terkena banjir seperti kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta. Bila Anda tidak terburu-buru, sebaiknya hindari berkendara melewati area banjir agar terbebas dari kerusakan komponen. Namun celakanya, bila mobil tengah parkir di suatu tempat dan ternyata banjir melanda area itu, maka Anda harus siap-siap mengeluarkan dana yang cukup lumayan untuk mereparasi komponen yang rusak.

Sebagai informasi, biaya jasa perbaikan belum termasuk komponen, berkisar di atas Rp 1,5 juta yang meliputi pengeringan interior, pemeriksaan semua komponen elektronik dan pengecekan rem. Untuk itu kita harus mengetahui beberapa langkah yang dapat dilakukan bila kendaraan terendam banjir dan sebaiknya kita lebih waspada dan memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengantisipasinya bila kejadian itu menimpa kita
  1. Perhatikan terlebih dahulu sejauh mana batas air yang merendam mobil. Menurut beberapa mekanik, batas terendam mobil yang aman adalah tepat di bawah sideskirt (body mobil yang terdapat di samping kiri dan kanan) atau seperempat tinggi ban.
  2. Jika batas terendam sudah sejajar sumbu roda atau di atas ban, maka kemungkinan air telah masuk ke sistem transmisi, garden, muffler, evaporator AC, alternator dan motor starter. Perlu diketahui, semakin tinggi batas terendam, maka kemungkinan komponen yang rusak semakin tinggi pula sehingga semakin besar juga biaya perbaikannya.
  3. Jika air memasuki Electronic Control Unit (ECU), bisa dipastikan membutuhkan biaya tinggi. ECU layaknya otak bagi tubuh manusia dan biasanya bila mobil memiliki ground clearance rendah, maka letak ECU juga rendah. Karena nilai kepentingan serta utilitas tinggi itulah, biasanya ECU harus langsung diganti baru yang harganya bisa mencapai jutaan rupiah.
  4. Bila anggaran untuk perbaikan terbatas, jangan ragu bertanya kepada pihak bengkel apakah komponen bisa direparasi atau harus diganti dengan yang baru. Bengkel yang profesional harus bisa menjelaskan plus-minus dari langkah ini.
  5. Salah satu cara menekan budget adalah dengan mengikuti program “peduli banjir” yang digelar oleh ATPM atau asuransi. Biasanya, beberapa ATPM dan perusahaan asuransi menawarkan diskon untuk jasa dan komponennya. Namun perhatikan klausanya, jika Anda bisa membeli onderdil diskon tanpa harus mengerjakannya di bengkel resmi, maka budget akan lebih rendah. Tapi jika ATPM menawarkan diskon untuk jasa dan spare part, maka sebaiknya perbaikan dilakukan di bengkel resmi.
  6. Komponen elektronika harganya akan lebih mahal dibanding komponen mekanika karena mayoritas parts ini tidak bisa diperbaiki, tetapi harus diganti baru. Contohnya sistem rem ABS, traction control, airbags, dan cruise control akan lebih mahal dibanding harga transmisi, accu, atau radiator.

~ Friday, January 7, 2011 0 comments

Tips Aman Berhenti Di Bahu Jalan Tol

Bahu jalan didefinisikan sebagai bagian daerah yang berdampingan dengan jalur lalu-lintas untuk menampung kendaraan yang berhenti atau keperluan darurat. Sesuai Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1990, bahu jalan ini hanya diperuntukan bagi mobil patroli, ambulans, derek dan mobil yang berhenti karena keadaan darurat seperti mogok. Jadi jelaslah, bahwa mobil yang menggunakan bahu jalan untuk menyalip tidak hanya melanggar peraturan, tapi juga membahayakan keselamatan dirinya sendiri dan pengguna jalan lainnya.

Parahnya, jika kita mengalami pecah ban atau kerusakan mesin yang mengakibatkan kendaraan harus menepi di bahu jalan, harus ekstra waspada terhadap pengemudi yang sering menggunakan bahu jalan untuk menyalip. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut.
  1. Berhentikan kendaraan di bahu jalan dengan posisi setengah badan di rumput dan ban sebelah kanan di bahu jalan. Bila memungkinkan tempatkan kendaraan seluruhnya di area rumput.
  2. Keluarkan seluruh penumpang dan segera menjauh dari mobil. Ingat, posisi penumpang harus berada di belakang kendaraan di area rumput untuk menghindari tabrakan. Pasalnya di Indonesia bahu jalan berfungsi sebagai jalur cepat karena kurangnya kesadaran akan keselamatan berkendara.
  3. Pasang segitiga pengaman dengan jarak 50 meter di belakang mobil agar kendaraan dari arah belakang mengetahui adanya mobil mogok.
  4. Jangan mencoba memperbaiki mobil sendiri untuk meminimalkan resiko terjadinya kecelakaan dari arah belakang. Tunggulah mobil patroli yang akan lewat setiap 10 menit sekali untuk meminta bantuan.
  5. Setelah selesai dilakukan perbaikan dan kendaraan sudah bisa dikendarai, bergeraklah di bahu jalan hingga kecepatannya mendekati 60 km/jam, sesuai peraturan kecepatan minimal lalu lintas jalan tol. Setelah itu barulah berpindah jalur ke jalur utama jalan tol.
  6. Perlu diingat dan diperhatikan juga bila kita mengalami masalah di jalur kanan. Janganlah mencoba menepikan kendaraan ke jalur kiri karena akan berbahaya bila pengguna jalan di belakang tidak siap menerima kendaraan yang melaju ke jalur kiri. Posisikan kendaraan tetap di kanan dan menepi di bahu jalan sebelah kanan dan lakukan prosedur seperti saat berhenti di bahu jalan sebelah kiri.

~ 0 comments

Tips Pasca Mengemudi

  • Pastikan semua peralatan elektrikal sudah dimatikan sebelum mematikan mesin
  • Gunakan rem tangan bila Anda parkir sesuai garis parkir atau di jalanan menurun/menanjak, dan bebaskan rem tangan bila Anda parkir secara paralel
  • Pastikan Anda sudah mengunci kendaraan Anda dengan benar, dan atau Anda sudah menghidupkan sistem keamanan
  • Parkirlah di tempat yang sudah disediakan, jangan melebihi batas garis parkir untuk menjaga ketertiban dan menghindari benturan dengan kendaraan lain
Sumber: Toyota

~ Wednesday, December 22, 2010 0 comments

Tips Bila Mesin Dapat Berputar Dengan Kecepatan Normal tapi Tidak Dapat Start

Untuk Mesin Bensin
  • Periksa bahwa semua konektor tekan telah kencang
  • Periksa sambungan busi, coil pengapian dan atau distributor
  • Bila konektor baik kondisinya, mungkin mesin telah mengalami banjir bensin karena start yang berulang-ulang
Untuk Mesin Diesel
  • Bila melakukan start mesin setelah mati karena kehabisan bahan bakar, maka perlu dilakukan pembuangan udara (bleeding) dari sistem bahan bakar terlebih dahulu sebelum start mesin
  • Bila sistem bahan bakar OK tapi mesin masih tidak dapat start, segera hubungi bengkel resmi terdekat
Sumber: Toyota

~ 0 comments

Tips Bila Mesin Tidak Mau Berputar atau Berputar Terlalu Lambat

  • Periksa terminal accu apakah kencang dan bersih. Bila OK, nyalakan lampu interior
  • Bila lampu OK tapi tidak dapat start, segera hubungi bengkel resmi terdekat
  • Bila lampu interior tidak mau menyala atau bila menjadi redup pada saat starter motor berputar, berarti accu lemah dan harus melakukan start dengan accu pancing, atau pada kendaraan dengan transmisi manual dapat dilakukan dengan start dorong.
  • Kendaraan dengan transmisi otomatis atau bermesin diesel tidak bisa melakukan start dorong bila accu lemah!
  • Jangan melakukan start tarik pada kendaraan, karena dapat merusak kendaraan atau bahaya tabrakan pada saat mesin telah hidup
Sumber: Toyota

~ 0 comments

Tips Bila Mesin Mati Saat Berkendara

  • Turunkan kecepatan secara bertahap
  • Jaga agar kendaraan Anda tetap lurus
  • Bergeraklah dengan hati-hati ke tepi jalan yang aman
  • Nyalakan lampu darurat Anda dan coba start mesin lagi
  • Bila mesin masih tidak dapat hidup, mungkin mesin telah mengalami banjir bahan bakar, karena adanya start yang berulang-ulang
  • Bila hal ini terjadi, tekan pedal akselerasi dan tahanlah ke lantai selama 15 atau 20 detik
  • Kemudian, coba start mesin tanpa melepas pedal akselerasi
  • Jangan memompa pedal hanya ditahan di lantai
  • Bila mesin masih tidak dapat hidup setelah start 15 detik, bebaskan switch pengapian dan tunggu beberapa menit, lalu coba ulangi lagi
  • Bila mesin tidak dapat hidup, lepas busi dan keringkan elektrode yang basah dengan alat pengering.
  • Kemudian, putar switch pengapian ke posisi start dengan pedal akselerasi ditekan selama 15 detik
  • Pasang kembali busi, coba start lagi tanpa menekan pedal akselerasi
  • Bila mesin masih belum dapat hidup juga, segera hubungi dealer resmi terdekat.
  • Jangan melakukan start lebih dari 15 detik setiap kalinya karena akan mengakibatkan sistem starter dan rangkaian kabelnya menjadi terlalu panas
Sumber: Toyota

~ 0 comments

Tips Bila Terjadi Overheat

Overheat ditandai dengan pengukur temperatur mesin menunjukkan temperatur yang terlalu panas, adanya gejala kurang tenaga, atau bila terdengar suara mengelitik (knocking) yang keras.
Jika terjadi overheat pada kendaraan Anda, maka lakukanlah langkah-langkah berikut:
  • Hentikan kendaraan, nyalakan lampu darurat, pindahkan transmisi ke posisi 'P' (otomatis) atau ke posisi netral (manual) dan tarik tuas rem parkir, matikan AC bila mesin masih hidup.
  • Bila air pendingin atau uap terlihat keluar dari radiator atau tangki reservoir, matikan mesin, tunggu sampai uap keluar sebelum membuka kap mesin. Bila air tidak mendidih atau keluar uap, biarkan agar mesin tetap hidup.
  • Jangan mencoba membuka tutup radiator pada saat mesin dan radiator masih panas, karena dapat menimbulkan luka yang serius akibat pancaran air dan uap yang panas dari radiator bertekanan tinggi.
  • Periksa apakah ada kebocoran air pendingin dari radiator, selang, dan bagian kolong kendaraan. Ingat bahwa air yang keluar dari AC adalah gejala normal setelah pemakaian.
  • Periksa secara visual apakah drive belt mesin kendor atau putus. Bila ternyata drive belt mesin masih oke dan tidak dijumpai adanya kebocoran air pendingin, maka mesin dapat didinginkan dengan lebih cepat, dengan membiarkannya tetap hidup pada kira-kira 1500 rpm selama beberapa menit dengan sedikit menekan pedal akselerasi. Bila drive belt mesin putus atau air pendingin bocor, matikan mesin dengan segera, dan hubungi bengkel terdekat.
  • Periksa tangki reservoir, bila kosong tambahkan air ke dalam reservoir sambil membiarkan mesin tetap hidup, tambahkan kira-kira setengah penuh. Setelah temperatur pendingin mesin menjadi normal kembali, cek kembali permukaan air di dalam tangki reservoir. Bila perlu, tambahkan lagi hingga setengah penuh. Berkurangnya air yang serius menunjukkan adanya kebocoran dalam sistem, oleh karena itu segera hubungi bengkel terdekat.
Sumber: Toyota

~ Sunday, November 21, 2010 0 comments

Penggunaan Transmisi Otomatis saat Parkir

  • Hindari menginjak pedal gas dan rem berbarengan.
  • Hindari berhenti di tanjakan dengan cara menekan pedal gas sewaktu tuas transmisi pada posisi D, karena akan mengakibatkan mesin panas.
  • Hindari memindahkan posisi P sebelum seluruh roda berhenti bergerak atau kendaraan berhenti secara sempurna karena akan mengakibatkan rusaknya transmisi.
Sumber: Toyota

~ Thursday, November 4, 2010 0 comments

Penggunaan Transmisi Otomatis saat Berhenti

  • Dalam posisi D injak pedal rem
  • Tarik rem tangan jika perlu
  • Jika berhenti lama, gunakan posisi N. Pada saat berhenti, jangan memainkan pedal gas jika tidak dalam posisi P atau N
Sumber: Toyota

~ 0 comments

Penggunaan Transmisi Otomatis saat Melaju

  • Di jalan menanjak. Pastikan posisi persneling sudah benar, tekan pedal gas perlahan-lahan, rasakan apakah mobil sudah bergerak, bila sudah lepaskan rem tangan dan mobil akan mulai bergerak.
  • Kondisi normal. Gunakan posisi D dan operasikan pedal gas dan rem saja.
  • Untuk sentakan. Tekan pedal gas sepenuhnya dengan mendadak untuk mempercepat laju kendaraan atau mendahului mobil lain.
  • Di jalan turunan. Gunakan posisi 2 untuk mendapatkan efek pengereman mesin (engine brake), hindari posisi D saat melaju turun atau posisi N di jalan tol yang menurun.
  • Untuk turunan curam. Gunakan posisi L untuk menahan laju kendaraan dan untuk kenyamanan serta keamanan berkendara.
Sumber: Toyota

~ 0 comments

Langkah Penggunaan Transmisi Otomatis saat akan Menjalankan Kendaraan

  1. Injak pedal rem dengan kaki kanan (rem mutlak diinjak termasuk saat mengaktifkan AC, karena mobil otomatis cenderung maju sendiri meski pedal gas belum diinjak).
  2. Pindahkan tuas transmisi ke posisi D untuk maju dan R untuk mundur (agar mobil tidak loncat, jangan menginjak pedal gas saat Anda memindahkan tuas transmisi)
  3. Pastikan ketepatan posisi transmisi tersebut
  4. Lepaskan rem tangan
  5. Pelan-pelan lepas pedal rem, lalu tekan pedal gas secara hati-hati dengan kaki kanan (tekan pedal gas secara bertahap. Untuk menambah kecepatan cukup tekan pedal gas saja).
Sumber: Toyota

~ 0 comments

Langkah Penggunaan Transmisi Otomatis saat akan Menghidupkan Mesin

  1. Pastikan rem tangan terpasang
  2. Injak pedal rem dengan kaki kanan
  3. Pastikan tuas transmisi pada posisi P (Parkir)
  4. Hidupkan mesin
Sumber: Toyota

~ 0 comments

Tips Posisi Tuas Transmisi Otomatis yang Tepat sesuai Kondisi Pengendaraan

  • P (Parkir): roda dalam posisi terkunci, digunakan pada saat parkir dan saat menghidupkan mesin.
  • R (Reverse/mundur): digunakan untuk berkendara mundur.
  • N (Neutral): netral/bebas dari koneksi dengan mesin. Digunakan saat menghidupkan mesin (namun untuk amannya, saat menghidupkan mesin diajurkan pada posisi P) atau saat berhenti lama (lampu merah)
  • D (Drive/maju): digunakan untuk berkendara, disini gigi transmisi berpindah secara otomatis sesuai kecepatan kendaraan.
  • 2 (Second): digunakan saat jalan menurun untuk mengurangi laju kendaraan (efek pengereman mesin/engine brake). Pada posisi ini, gigi transmisi hanya sampai pada gigi dua saja.
  • L (Low): digunakan di daerah yang banyak turunan curam, misalnya jalan pegunungan, yang sangat membutuhkan penahanan laju kendaraan dengan pengereman mesin/engine brake. Gigi transmisi tetap pada posisi gigi satu saja.
Sumber: Toyota

~ 0 comments

Tips Berkendara Agar Menghadapi Banjir dengan Aman dan Tentram

  1. Pantau kemungkinan terjadinya banjir di sekitar lingkungan tempat tinggal. Informasi dari radio, saluran televisi ataupun media sosial seperti facebook dan twitter bisa jadi acuan info terkini.
  2. Pastikan pula jalur evakuasi terbebas dari tumpukan barang yang menghalangi.
  3. Lakukan pemeriksaan rutin kondisi mobil. Coba periksa isi bahan bakar, wiper, lampu-lampu, air radiator, air aki, tekanan angin dan kembangan pada ban, defogger (penghangat pada kaca belakang), dan perangkat pada pengereman. Sediakan alat-alat pendukung yang dapat membantu jika terjebak banjir seperti senter, tool kit, kotak P3K, dan payung. Peta juga bisa disediakan untuk membantu mencari jalan alternatif.
  4. Periksa kondisi karet-karet seperti pada pintu atau wiper. Segera ganti dengan yang baru jika kondisinya telah sobek atau getas.
  5. Sebaiknya gunakan karpet berbahan karet atau plastik yang mudah dibersihkan saat ada kotoran yang melekat. Bersihkan dan keringkan permukaan lantai kabin untuk menghindari kelembaban penyebab karat, sekaligus meyingkirkan sisa kotoran.
  6. Bawa telepon genggam dan charger-nya untuk berkomunikasi dan mendapatkan bantuan.
  7. Saat hujan turun, kondisi jalan raya rawan kemacetan. Lakukan perjalanan jika benar-benar penting.
  8. Jika mobil terjebak banjir dan tidak memungkinkan dievakuasi, dapat mengurangi risiko kerusakan dengan menutup ujung knalpot. Pastikan kendaraan tidak bergeser dari tempatnya. Dongkrak mobil dan ganjal dengan jack stand (meninggikan posisi mobil) atau pindahkan ke tempat yang lebih tinggi.
  9. Pastikan mobil Anda telah mendapatkan perlindungan asuransi untuk kondisi banjir.
  10. Catat nomor penting untuk bantuan, seperti asuransi kendaraan, posko banjir, polisi, dan rumah sakit.
Sumber: Garda Oto

~ Monday, November 1, 2010 0 comments

Tips Persiapan Kendaraan

  1. Periksa air dan terminal baterai
    1. Periksa ketinggian elektrolit antara batas atas (upper limit) dan batas bawah (lower limit), bila ketinggian elektrolit di bawah batas bawah, maka lakukanlah pengisian air baterai dengan menggunakan air suling (gunakan air aki dengan botol warna biru).
    2. Periksa kekencangan klem dan kebersihan terminal baterai. Terminal yang kendor dan kotor akan mengakibatkan aliran arus listrik terhambat, sehingga akan mengganggu sistem kelistrikan secara keseluruhan. Bila kendor maka kencangkan baut pengikatnya dan bila kotor akibat kerak karbon, bersihkan dengan air hangat atau baking soda kemudian lumasi terminal dengan menggunakan gemuk (grease).
  2. Periksa Air radiator
    Periksa ketinggian air pendingin mesin pada tangki cadangan (reservoir tank) saat mesin masih dingin.
    Periksa ketinggian cairan pendingin antara garis “FULL” dan “LOW”.

    Jika ketinggian cairan pendingin berada pada garis LOW atau di bawahnya, maka lakukan penambahan cairan pendingin hingga garis FULL. Bila ketinggian cairan pendingin berkurang drastis, periksalah sistem pendinginan ke bengkel resmi.
  3. Periksa air pembersih kaca (washer wiper)
    Pastikan bahwa ketinggian cairan pembersih kaca sudah mencukupi (penuh) pada tangki cadangan (reservoir tank).
    Tambahkan apabila ketinggiannya berkurang. Gunakan selalu cairan pembersih yang kondisinya bersih. Cairan yang kotor dapat mengakibatkan tersumbatnya saluran pembersih.
  4. Periksa volume minyak rem dan kopling pada master rem dan master kopling
    Periksa tangki cadangan (reservoir tank) yang terdapat di master rem dan master kopling, di mana ketinggian minyak berada di antara garis “MAX” dan garis “MIN”. Jika ketinggian minyak terlalu rendah (di bawah garis “MIN”), isi perlahan-lahan minyak hingga garis “MAX”.

    Gunakan minyak rem dan kopling yang direkomendasikan oleh produsen (contoh.FMVSS116 DOT 3 atau SAE J1703). Minyak rem dan minyak kopling jenis dan tipenya sama.
  5. Minyak Power steering
    Periksalah ketinggian minyak power steering dengan prosedur sebagai berikut:
    1. Parkirkan kendaraan pada permukaan yang datar dan aktifkan rem parkir.
    2. Periksa ketinggian minyak power steering. Pada saat mesin masih dingin, permukaan minyak power steering berada pada garis “COLD” dan bila temperatur mesin sudah panas maka permukaan minyak berada pada garis “HOT”.
    3. Jika ketinggian minyak berada di bawah garis “COLD” maka isilah secara perlahan-lahan dengan menggunakan minyak yang bersih sampai pada kedua garis COLD atau HOT tergantung temperatur mesin saat mengisi minyak. Gunakan minyak power steering yang direkomendasikan oleh produsen, contoh: ATF DEXTRON-II
  6. Periksa volume oli mesin
    Lakukan pemeriksaan dengan prosedur sebagai berikut:
    1. Parkirkan kendaraan pada tempat yang datar.
    2. Panaskan mesin untuk menaikkan temperatur mesin dan kemudian matikan.
    3. Setelah beberapa menit (3-5 menit), tarik perlahan batang pengukur ketinggian oli dan bersihkan oli yang menempel di batang tersebut.
    4. Masukkan kembali batang pengukur ketinggian oli.
    5. Tarik kembali batang pengukur ketinggian oli dan periksa ketinggian oli antara tanda “F” dan “L”.
    6. Bila ketinggian oli mesin kurang, tambah oli hingga mencapai tanda “F”. Gunakan oli yang direkomendasikan produsen dan tipe oli serta nilai kekentalan yang sama.
  1. Bahan Bakar Minyak (BBM)
    Bila Anda akan melakukan perjalanan jauh alangkah baiknya mengisi bahan bakar sampai penuh. Hal ini untuk menghindari kehabisan bahan bakar di perjalanan.
    Biasakan selalu menjaga ketinggian bahan bakar minimal ¼ dari indikator pengukur bahan bakar sebelum mencapai garis E (empty). Jangan tunggu sampai garis E baru mengisi bahan bakar.
  2. Periksa kerja lampu-lampu
    1. Lampu Besar
      Periksa nyala lampu pada posisi jarak dekat, jarak jauh dan dimmernya. Lampu kiri dan kanan harus menyala.
      Periksa jarak cahaya lampu dan arah sinar:
      1. Jarak lampu dekat kurang lebih 40 meter dari lampu ke permukaan tanah.
      2. Jarak lampu jauh kurang lebih 100 meter dari lampu ke permukaan tanah.
      3. Untuk jarak lampu besar kanan harus lebih pendek dibandingkan lampu besar sebelah kiri, untuk menghindari cahaya yang menyilaukan bagi pengendara dari arah yang berlawanan.
    2. Lampu tanda belok (sein) dan lampu tanda darurat
      Periksa kedipan lampu tanda belok saat saklar diaktifkan ke kiri maupun ke kanan, depan maupun belakang.
      Dan pada saat saklar Hazard diaktifkan, semua lampu tanda belok harus berkedap-kedip.
      Perhatikan frekuensi kedipannya. Bila frekuensi kedipan lebih cepat berarti ada sebagian lampu yang mati, dayanya lebih kecil atau ada hubungan kabel yang kurang sempurna (kendor). Lakukan perbaikan terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan.
    3. Lampu kabut
      Periksa nyala lampu kabut. Biasanya lampu ini berwarna kuning. Letaknya di bumper bagian bawah. Lampu ini sangat berguna saat berkendara di jalan yang berkabut.
    4. Lampu rem
      Dengan bantuan orang lain, masuklah ke dalam kendaraan dan tekan pedal rem. Orang kedua yang berada di belakang kendaraan untuk memperhatikan nyala lampu saat dilakukan penekanan pedal rem lampu rem kiri dan kanan yang berwarna merah harus menyala.
  3. Membawa air bersih cadangan
    Untuk mengantisipasi berkurangnya air radiator dan air pembersih kaca, sebaiknya Anda membawa air cadangan kurang lebih 4-5 liter pada galon sebagai persiapan perjalanan Anda.
  4. Memeriksa kondisi tools set dan kelengkapannya (tang, dongkrak, obeng, kunci roda dan batang/sambungan pembuka ban serep, segitiga pengaman, P3K, lampu senter, kain lap)
    1. Periksa kelengkapan dari tools set tersebut.
    2. Periksa fungsi masing-masing tools set, sehingga dapat bermanfaat sesuai fungsinya dengan baik.
    Untuk mengantisipasi apabila mengalami kondisi darurat di perjalanan (seperti: mengalami ban bocor, mesin overheating, lampu mati, dll).
  5. Periksa kondisi dan tekanan angin ban
    1. Lakukan pemeriksaan semua ban termasuk ban cadangan. Periksa kondisi kembang ban, tekanan angin ban, dan kondisi velg.
    2. Lakukan pemeriksaan tekanan angin ban secara keseluruhan pada keempat roda, isilah tekanan angin ban lebih tinggi dari standar sebesar 0.2 ~ 0.3 kgf/cm2 untuk mencegah gesekan udara di dalam ban yang akan membangkitkan temperatur dan tekanan angin yang lebih tinggi lagi yang akan berakibat terhadap pecahnya ban.
      Contoh tekanan standar:
      Ban Depan STD (2.2 kgf/cm2) = 32 PSI
      Ban Belakang STD (2.4 kgf/cm2) = 35 PSI
    3. Bila kondisi kembang ban sudah aus, gunakanlah ban dengan kembang ban yang lebih bagus pada roda-roda depan. Demi keamanan dan kenyamanan berkendara. Masalah ban depan akan mengakibatkan risiko yang lebih fatal, bila dibandingkan dengan terjadinya masalah pada ban belakang.
    4. Hindari menggunakan kembang ban yang sudah gundul untuk perjalanan jauh atau perjalanan keluar kota.
      Keausan kembang ban bisa dilihat dari ke dalaman kembang pada bagian yang ditunjukkan oleh panah (wear indication mark).
  6. Siapkan bola lampu dan sekering cadangan
    Siapkan bola lampu besar 2 buah sebagai cadangan. Ini berguna ketika lampu besar mati.
    Hati-hati saat memasang bola lampu, jangan menyentuh amplop quartz (kaca lampu) dengan jari terbuka atau terkena oli. Garam dalam keringat dan oli dapat mengakibatkan noda pada quartz sehingga menjadi rusak. Bila hal ini sudah terlanjur terjadi, bersihkan dengan spirtus.
    Siapkan semua ukuran sekering baik model tabung maupun model tancap.
    Ukuran-ukuran sekering yang harus disiapkan: 5 Ampere (warna coklat muda), 7.5 Ampere (warna coklat), 10 Ampere (warna merah), 15 Ampere (warna biru), 20 Ampere (warna kuning), 25 Ampere (warna bening), dan 30 Ampere (warna hijau).
    Warna sekering berlaku untuk sekering model tancap. Sedangkan sekering model tabung besar ampere-nya bisa dilihat pada rumah tabung.
  7. Periksa suara mesin
    Yakinkan suara mesin dalam kondisi normal (tidak terdapat suara yang aneh) saat idling/stasioner maupun saat diakselerasi. Jika terdapat suara yang aneh, sebaiknya lakukan pemeriksaan lebih detail penyebab suara aneh tersebut.
Sumber: AstraWorld

~ Wednesday, October 27, 2010 0 comments

Tips Ketika Kabel Pemindah Perseneling Putus

  1. Dalam kondisi mesin mati, masukkan perseneling secara manual pada ruang mesin ke gigi percepatan 2.
  2. Tekan pedal kopling, kemudian hidupkan mesin
  3. Jalankan kendaraan dengan gigi percepatan 2 selama perjalanan. Apabila jalan mengalami kemacetan, Anda hanya menekan atau melepas pedal kopling sesuai dengan kebutuhan selama perjalanan.
Sumber: AstraWorld

~ 0 comments

Tips Ketika Mengalami Rem Blong atau Macet

  1. Turunkan kecepatan kendaraan dengan memindahkan gigi perseneling yang lebih rendah secara bertahap (5-4, 4-3, 3-2, 2-1).
  2. Setelah kecepatan kendaraan menurun, lakukan pengereman dengan menggunakan rem tangan.
  3. Apabila pada bahu jalan terdapat rumput, gunakan bahu jalan yang berumput tersebut untuk membantu menghentikan kendaraan.
Sumber: AstraWorld

~ 0 comments

Tips Ketika Ban Pecah/Kempes

  1. Untuk mencegah steer susah dikendalikan yang akan membahayakan penumpang, perlu dihindari menekan pedal rem secara tiba-tiba.
  2. Atur arah kendaraan agar tidak membahayakan bagi penumpang maupun pengendara lain.
  3. Lakukan pengereman dengan menurunkan gigi percepatan secara bertahap hingga kendaraan berhenti. Jangan panik dan tetap konsentrasi pada arah kendaraan.
  4. Bila tidak ada ban pengganti, atasi ban kempes dengan memasukkan cairan power glue pada bagian ban yang bocor.
Sumber: AstraWorld

~ 0 comments

Tips Ketika Wiper Tidak Berfungsi Pada Saat Hujan

  1. Aktifkan penyejuk udara (AC) untuk mencegah terjadinya pengembunan pada kaca.
  2. Turunkan kaca jendela sampai ada lubang untuk udara luar masuk.
  3. Bila ada, taburkan serbuk teh pada kaca depan bagian luar agar air dapat mengalir.
  4. Berkendaralah pada jalur lambat agar tidak mengganggu pengendara lain.
Sumber: AstraWorld

~ 0 comments